Kamis, 30 Desember 2010

Poligami dan Monogami

Perbandingan antara poligami dan monogami terhadap perkembangan individualisasi anak
Perbandingan antara poligami dan monogami terhadap perkembangan anak. Pada dasarnya poligami dan monogami sangat berbeda jauh sekali, poligami yang tidak sesuai dengan hukum islam atau syar'i akan menyebabkan hubungan yang tidak sehat dalam suatu keluarga, hal tersebut akan menjadi suatu penyebab dimana kerusakan dari lembaga perkawinan dan hal itu juga dapat menghancurkan mental seorang anak secara tidak langsung.
Dalam kehidupan suatu rumah tangga ada banyak hal yang akan memberikan dampak yang negatif terhadap keluarga, apabila di dalam suatu keluarga memiliki konflik intern akan sulit sekali untuk menjadi satu keluarga yang harmonis dan bahagia. Dimana anggota keluarga cenderung dalam situasi konflik yang nantinya lama kelamaan akan menjadi pribadi yang mendapat gangguan psikologis yang tentu saja berpengaruh pada perilakunya. Mungkin yang lebih buruk lagi dalam suatu keadaan konflik akan menjadi suatu kehancuran keluarga.
Pengaruh yang paling besar yaitu terhadap perkembangan anak dan masa depannya, karena di dalam keluarga yang tidak harmonis akan sulit sekali terciptanya proses pendidikan yang baik dan efektif, anak yang berada pada situasi ini pasti tidak akan mendapatkan pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan, sehingga perkembangan anak akan mengarah kepada kepribadian yang kurang baik. Akibatnya anak akan menjadi tidak betah di rumah, hilangnya kepercayaan diri, beerkembangnya sifat yang agresif damn permusuhan serta bentuk keanehan lainnya.

Keadaan ini akan semakin bertambah parah apabila anak masuk ke dalam suatu lingkungan yang kurang baik yang nantinya akan berakibat buruk apabila si anak akan masuk ke dalam lingkungan tersebut. Salah satu dampak poligami terhadap anak adalah anak akan kurang mendapatkan rasa kasih sayang dari orang tua yang semestinya mereka dapatkan. Kemudian akan muncul terciptanya rasa benci yang timbul akibat perilaku orang tua yang melakukan poligami karena si anak merasa kecewa karena cinta ibunya di khianati oleh ayahnya yang menyebabkan anak tidak simpati dan tidak hormat terhadap ayahnya. Lalu akan timbul kurangnya kepercayaan diri dari si anak karena biasanya anak dari keluarga yang berpoligami cenderung mendapatkan perlakuan yang berbeda dari teman-temannya. Yang lebih mengkhawatirkan akan timbul rasa trauma bagi si anak yang nantinya akan menghadapi masa pernikahan.
Sedangkan untuk monogami sendiri akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individualisasi anak yang baik karena disini orang tua pasti akan lebih memfokuskan perhatiannya terhadap anak. Si anak akan mendapatkan pendidikan yang baik dan efektif lalu menimbulkan rasa percaya diri terhadap anak karena mendapatkan dukungan penuh dari orang tua, dan yang lebih penting lagi yang akan menjadikan pribadi seorang anak lebih baik karena mendapatkan rasa kasih sayang yang lebih di bandingkan dengan anak yang orang tuanya melakukan poligami.

DAMPAK POLIGAMI DAN MONOGAMI TERHADAP ANAK

Secara garis besar pernikahan yang sudah menghasilkan seorang keturunan apabila terjadi suatu praktik pernikahan poligami akan membuat diri sang anak tergoyang,dengan keadaan seperti demikian itu,ayah yang telah memoligami lebih dari satu perempuan maka anak sulit untuk bertemu dengan dan bergaul dengan anak-anaknya . Hal itu berarti terbatas pula waktu untuk bertemu dan bergaul dengan anak-anaknya secara kontinyu, kondisi rumah tangga dalam bentuk demikianlah yang menyebabkan banyak di antara anakanak yang berpoligami itu terlantar pendidikannya. Dan selanjutnya mempengaruhi perkembangannya, misalnya anak menjadi pemalas dan kehilangan semangat dan kemampuan belajarnya. Di samping itu tidak jarang menimbulkan terjadinya kenakalan-kenakalan dan traumatik bagi anak higga berkeluarga. Terjadinya tindakan-tindakan atau kasus-kasus tersebut merupakan akibat negatif dari keluarga yang berpoligami yang disebabkan karena hal-hal sebagai berikut:
1. Anak Merasa Kurang Disayang.
Salah satu dampak terjadinya poligami adalah anak kurang mendapatkan perhatian dan pegangan hidup dari orang tuanya, dalam arti mereka tidak mempunyai tempat dan perhatian sebagaimana layaknya anak-anak yang lain yang orang tuanya selalu kompak. Adanya keadaan demikian disebabkan karena ayahnya yang berpoligami, sehingga kurangnya waktu untuk bertemu antara ayah dan anak, maka anak merasa kurang dekat dengan ayahnya dan kurang mendapatkan kasih sayang seorang ayah.
Kurangnya kasih sayang ayah kepada anaknya, berarti anak akan menderita karena kebutuhan bathinnya yang tidak terpenuhi. Selain itu, kurangnya perhatian dan control dari ayah kepada anak-anaknya maka akan menyebabkan anak tumbuh dan berkembang dengan bebas. Dalam kebebasan ini anak tidak jarang mengalami kemorosotan moral, karena dalam pergaulannya dengan orang lain yang ter pengaruh kepada hal-hal yang kurang wajar.

2. Tertanamnya Kebencian Pada Diri Anak.
Pada dasarnya tidak ada anak yang benci kepada orang tuanya, begitu pula orang tua terhadap anaknya. Akan tetapi perubahan sifat tersebut mulai muncul ketika anak merasa dirinya dan ibunya mulai kehilangan kecintaan kepada ayahnya yang berpoligami. Walaupun mereka sangat memahami bahwa poligami dibolehkan dalam islam tapi mereka tidak mau menerima hal tersebut karena sangat menyakitkan hati dan memberikan beban pada baatin si anak . Apalagi ditambah dengan orang tua yang akhirnya tidak adil, maka lengkaplah kebencian anak kepada ayahnya.
Kekecewaan seorang anak karena merasa dikhianati akan cintanya dengan ibunya oleh sang ayah, akan menyebabkan anak tidak simpati, dan tidak menghormati ayah kandungnya sehingga harus diakui bahwa poligami mempunyai efek yang dapat merubah seseorang dari sikap baik sampai kepada bersikap yang tidak baik.
3. Tumbuhnya Ketidakpercayaan Pada Diri anak.
Persoalan yang kemudian muncul sebagai dampak dari poligami adalah adanya krisis kepercayaan dari keluarga, anak, dan isteri. Apalagi bila poligami tersebut dilakukan secara sembunyi dari keluarga yang ada.sehingga ada rasa tidakpercaya terhadap ayah maupun suami
4. Timbulnya Traumatik Bagi Anak.
Dengan adanya tindakan poligami seorang ayah maka akan memicu ketidak harmonisan dalam keluarga dan membuat keluarga berantakan, walaupun tidak sampai cerai. Tapi kemudian akan timbul efek negatif, yaitu anak-anak menjadi agak trauma terhadap perkawinan dengan pria.dan berfikiran serta merasa jika kelak nikah nanti akankah memiliki suami atau istri yang tidak puas dengan satu pasangan dan ingin melakukan praktik pernikahan poligami.





Bethaviana Aqmarina Dysanti
11110398
1KA30